Humor Sufi

Mullah Nasruddin Kepala Sufi

Mullah Nasruddin membawa seember air dan menuangkannya ke dalam buyung (guci tempat air). Kemudian membawanya lagi dan menuangkannya ke dalam buyung itu. Saat menuangkan air yang ketiga kalinya, muridnya yang mengawasinya menegurnya, "Mullah, airnya melimpah ke luar. Buyungnya tidak tertutup". Nasruddin menengoknya dan marah, "Aku mencoba mengisi buyung ini. Rupanya ketika buyung ini penuh, mataku terpaku pada lehernya yang tidak tertutup. Ketika aku melihat air melimpah ke lehernya, buyung menjadi penuh. Bukankah itu pertanda telah memperoleh tutup atas perbuatanku demikian? kalau aku hanya menaruh perhatian pada tutup buyung itu maka aku akan memikirkannya".
Itulah sebabnya para sufi tidak mau mengatakan sesuatu secara mendalam kepada orang-orang yang tidak siap berusaha mempelajarinya, kadang-kadang hanya yang dapat diajarkan oleh guru kepada seseorang yang cukup meminta penjelasan dengan berkata, Ajarilah saya bagaimana mempelajarinya.
Ada seorang sufi berkata, "Ketidak tahuan adalah kebanggaan dan kebanggaan adalah ketidak tahuan". Orang yang mengatakan, Saya tidak perlu diajari bagaimana belajar, merasa bangga namun tidak tahu apa-apa. Dalam hal ini Nasruddin memberi penjelasan, bahwa sebenarnya ciri-ciri hal tersebut ada dua rumusan yang biasanya berbeda jenisnya satu sama lain. Betapa banyak pelajaran bagi sufi di dalam kisah Mullah Nasruddin yang Kepala Sufi itu menafsirkan sesuatu dengan kocak. Ketika sebagian besar kita belum mau memikirkan unta-unta dengan cara demikian, Nasruddin Effendi sudah mengatakan, "Kebijaksanaan Allah tidak terbatas.... apa yang akan dimikiki manusia kalau unta-unta bisa terbang...".
Adalah cara yang kurang pas mempelajari sendiri kebijaksanaan Mullah yang jenaka itu tanpa membaca blog ini. Anekdot-anekdot, kisah dan kehidupan Mullah yang asli baru saja diceritakan kembali menghiasi pikiran anda dengan bijaksana, lucu, dan juga beberapa fakta yang menakjubkan.