Sabtu, 07 Mei 2011

Tahu dan TIdak Tahu

73. TAHU DAN TIDAK TAHU

Suatu hari Syeh Nasrudin Hodja duduk di atas kursi mimbar sebuah masjid kota Aq Syahar dan berkata,
Wahai orang-orang yang beriman, apakah kalian tahu apa yang akan aku sampaikan pada kalian?
Para hadirin menjawab, “Tidak, kami tidak tahu.”
Lalu Nasrudin berkata, “Apabila kalian tidak tahu, maka tidak ada gunanya aku berbicara.
Lalu ia pun turun dari kursi.

Keesokan harinya ia kembali lagi, dan melontarkan pertanyaan yang sama kepada hadirin, kali ini mereka menjawab, “Ya, kami sudah tahu.
Kemudian ia berkata, “Kalau kalian sudah tahu, untuk apa aku bicara lagi.”
Para hadirin berembuk untuk membuat kesepakatan di antara mereka, bahwa apabila pertanyaan yang sama dilontarkan kepada mereka, maka mereka akan menjawab dengan dua jawaban bervariasi, sebagian menjawab tidak tahu dan sebagian lagi menjawab sudah tahu.

Ketika untuk ketiga kalinya Syeh Nasrudin Afandi bertanya kepada mereka dengan pertanyaan yang sama, maka terdengar jawaban yang berbeda di antara hadirin, antara tidak dan sudah.
Lalu ia berkata, “Bagus sekali, berarti yang sudah tahu memberitahu yang belum tahu.


74. SEKALIAN BAWA SEMUANYA

Nasruddin pernah bekerja pada seorang yang sangat kaya, tetapi seperti biasanya ia mendapatkan kesulitan dalam pekerjaannya.
Pada suatu hari orang kaya itu memanggilnya, katanya,
Nashruddin kemarilah kau. Kau ini baik, tetapi lamban sekali. Kau ini tidak pernah mengerjakan satu pekerjaan selesai sekaligus. Kalau kau kusuruh beli tiga butir telur, kau tidak membelinya sekaligus. Kau pergi ke warung, kemudian kembali membawa satu telur, kemudian pergi lagi, balik lagi membawa satu telur lagi, dan seterusnya, sehingga untuk beli tiga telur kamu pergi tiga kali ke warung.

Nashruddin menjawab, “Maaf, Tuan, saya memang salah. Saya tidak akan mengerjakan hal serupa itu sekali lagi. Saya akan mengerjakan sekaligus saja nanti supaya cepat beres.

Beberapa waktu kemudian majikan Nashruddin itu jatuh sakit dan ia pun menyuruh Nashruddin pergi memanggil dokter.Tak lama kemudian Nashruddin pun kembali, ternyata ia tidak hanya membawa dokter, tetapi juga bebarapa orang lain.
Ia masuk ke kamar orang kaya itu yang sedang berbaring di ranjang, katanya, “Dokter sudah datang, Tuan, dan yang lain-lain sudah datang juga.

Yang lain-lain?" Tanya orang kaya itu. “Aku tadi hanya minta kamu memanggil dokter, yang lain-lain itu siapa?

Begini Tuan!” jawab Nashruddin, “Dokter biasanya menyuruh kita minum obat. Jadi saya membawa tukang obat sekalian. Dan tukang obat itu tentunya membuat obatnya dari bahan yang bermacam-macam dan saya juga membawa orang yang berjualan bahan obat-obat-an bermacam-macam. Saya juga membawa penjual arang, karena biasanya obat itu direbus dahulu, jadi kita memerlukan tukang arang. Dan mungkin juga Tuan tidak sembuh dan malah mati. Jadi saya bawa sekalian tukang gali kuburan.

0 Responses to “Tahu dan TIdak Tahu”

Posting Komentar

All Rights Reserved Humor Sufi | 2011