Jumat, 29 April 2011
Hasil Panen - Saya Bukan Sayuran
Do you like this story?
Nasrudin dianggap sebagai guru sufi bahkan ia dipanggil sebagai Mullah, hal ini menujukkan dia
memang berilmu.
Pada suatu hari Nasrudin pergi ke tukang cukur. Sialnya si tukang cukur bekerja amat lamban karena pisaunya tumpul. Setiap kali pipi Nasrudin te'rgores hingga berdarah.Tukang cukur cepat-cepat mengambil sejumput kapas dan meletakkannya pada luka itu. Hal ini berlangsung terus hingga beberapa kali. Sampai wajah Nascudin penuh dengan jumputan-jumputan kapas.
Ketika si tukang cukur hendak melanjutkan dengan pipi Nasruddin yang satunya, tiba-tiba saja
Nasrudin melompat dan memandangi wajahnya di kaca.
"Cukup, terima kasih, Saudara! Aku telah memutuskan untuk menanam kapas di pipi kiri dan gandum di pipi yang lain!"
56. SAYA BUKAN SAYURAN
Suatu kali Nasrudin menjadi orang penting di istana. la gunakan posisinya ini untuk menunjukkan cara mengatur orang-orang di dalam istana.
Suatu hari Raja merasa lapar sekali. Beberapa tukang masak menyajikan hidangan yang luar biasa enaknya, sehingga Raja meminta Kepala Istana untuk menyiapkan makanan seperti itu setiap hari.
"Bukankah ini sayuran terbaik di dunia, Mullah?" tanya sang Raja kepada Nasrudin.
"Teramat baik, Tuanku." jawab Nasrudin.
Tapi kalau tiap kali harus makan makanan yang sama, siapapun akan menjadi bosan. Lima hari
kemudian, ketika para juru masak merampungkan sajian makanan untuk kesepuluh kalinya, sang Raja berteriak: "Singkirkan semuanyal Aku benci makanan-makanan ini!"
"Ini memang sayuran terburuk di dunia, Tuanku," ujar Nasruddin.
"Tapi, Mullah, belum satu minggu yang Ialu engkau mengatakan itu sayuran yang terbaik."
"Memang benar, Tuanku. Tapi hamba ini adalah pelayan Raja, bukan sayuran."
Ya sebagai seorang pelayan tentunya Nasruddin harus patuh dan nurut saja apa kata baginda.
0 Responses to “Hasil Panen - Saya Bukan Sayuran”
Posting Komentar